sambil nunggu driver pick-up ke kantor, kemarin pagi saya nonton metroTV sama temen2 di staffhouse. kebetulan yg pas bgt, topik utama metronews yaitu tentang minyak bumi di indonesia. tentang gimana Indonesia begitu banyak kehilangan revenue karena salah satu “harta” yg kita punya diambil orang gitu aja (harta=minyak bumi). tentang gimana pertamina kurang bisa cermat bersaing dengan perusahaan minyak asing yang malah lebih banyak menyedot minyak yang kita punya. tentang bagaimana tindakan yang semestinya-harus-dilakukan demi kemajuan perminyakbumian Indonesia. jadi seperti yang dijajah secara tak sadar.
tiba-tiba saya merasa terenyuh, serius!saya sedih banget ngeliat potensi bangsa saya (selalu)dapat diambil “org lain”. apa karena bangsa saya yang bodoh?apa karena bangsa saya yang lengah?atau orang-orang nya yang terlalu apatis?. saya menjadi bersalah sendiri, mengingat saya pun mencari kehidupan dengan bekerja diperusahaan oil service asing yang bekerja untuk oil company asing. saya membantu “mereka” menjajah bangsa saya sendiri.
ingat ga, waktu kita belajar sejarah di SD dulu, tentang gimana dulu ada beberapa bangsawan dan sebagian rakyat jelata yang tega ngebantuin penjajah (waktu itu Belanda yg lagi ngejajah) melawan bangsa sendiri karena diiming-imingi harta kekayaan, entah itu uang, tanah, atau bahkan kekuasaan(sebagai kepala daerah, dsb). biasanya mereka itulah yg dibilang pengkhianat. saya jadi merasa seperti “mereka-mereka-si-penghianat” itu. beneran deh, bukan saya so’ nasionalis atau apapun namanya itu!tapi batin saya jadi aga sedikit terganggu. saya belum bisa membantu apa-apa demi bangsa saya yang semakin hari semakin miskin dijajah rakyatnya sendiri.
sisi buruk saya memprovokasi diri saya untuk bersikap apatis terhadap fakta yang saya ketahui ini. “saya hanya mencari makan”. hmpfh…so far, sisi buruk ini yang menang, sampai kapan yah?saya semakin resah.
ps: ga udah bangga kalau kamu bekerja di oil service company atau oil company asing! banggalah kalau bisa melakukan sesuatu untuk bangsa ini walau kecil sekalipun